12 February 2012 13:00
iPhone bisa dibilang sebagai smartphone yang sangat digemari sejak peluncurannya beberapa tahun silam. Namun, dibalik itu semua, Verizon Communications, operator selular di AS, nyatanya harus membayar mahal demi menyuguhkan iPhone bagi konsumennya. Paket iPhone yang dirilis Verizon memang cukup sukses. Antara tahun 2009 dan 2010, Verizon mencatat EBIDTA (earnings before interest, taxes, depreciation and amortization) atau marjin sebesar 46,4 persen per kuartal.
Sedangkan pada kuartal pertama iPhone mulai dijual, EBIDTA marjin jatuh menjadi 43,7 persen. Kuartal lalu, ketika Verizon menjual 4,2 juta iPhone namun margin jatuh ke 42,2 persen, lebih dari setengah total smartphone yang dijual Verizon yang mencapai 7,7 juta unit
Meski demikian, tingginya penjualan smartphone berarti rendanya laba yang diterima perusahaan. Verizon berikan subsidi ratusan dollar bagi konsumen smartphone-nya dengan harapan dapatkan biaya langganan dari kontrak layanan telekomunikasi 2 tahun.
Bahkan AT&T dan Sprint mengalami nasib lebih buruk lagi. AT&T membukukan EBIDTA marjin hanya 28,7 persen kuartal lalu, dibandingkan dengan 37,6 persen tahun sebelumnya. Sedangkan Sprint, marjin turun yang semula 16 persen menjadi 9,5 persen pada tahun lalu.
“Sebuah kesimpulan logis adalah iPhone tidaklah ideal untuk operator nirkabel,” kata Mike McCormack, seorang analis di Nomura Securities. “Kita bisa melihat dampak ekonomi langsung dan tidak langsung bahwa Apple telah berhasil mengekstrak keuntungan dari operator, penghancuran nilai operator adalah sangat jelas,” ujar McCormack. (Choiru Rizkia)
Sumber : www.BGR.com
