Dari hasil survei terbaru firma mobile marketing Upstream, kebanyakan konsumen di pasar berkembang memilih smartphone besutan Samsung sebagai pilihan ketika hendak membeli handset. Konsumen di empat pasar berkembang di dunia – Brazil, India, Nigeria, dan Arab Saudi – mengatakan bahwa mereka cenderung bakal membeli smartphone Samsung ketimbang smartphone dari brand lainnya. Sebanyak 32 persen diketahui akan memilih Samsung, diikuti Nokia pada 22 persen, Apple di 21 persen, dan BlackBerry sebesar 10 persen. Survei online Upstream ini mengumpulkan sampel lebih dari 1.000 orang di empat negara tersebut. Hasilnya, tiga (Brazil, India, dan Arab Saudi) dari empat negara berkembang sangat berminat dengan merek asal Korea Selatan tersebut. Sementara di Nigeria, Nokia masih dominan dengan 37 persen dari preferensi.
Apple masih di peringkat teratas untuk negara Amerika Serikat dan Inggris, di mana Upstream mengatakan 32 persen dari pembeli prospektif akan memilih iPhone dibandingkan dengan 22 persen untuk Samsung. Bukan berarti Apple bakal terus bertahan sebagai pembuat smartphone mahal. Pabrikan yang berbasis di Cupertino itu juga sempat dirumorkan akan merilis iPhone murah untuk menyasar pasar menengah, khususnya negara-negara di Asia. Survei juga menemukan fakta bahwa kebanyakan konsumen negara berkembang memiliki budjet sekitar US$U450 saat membeli smartphone baru.
“Ada korelasi antara income dan merek,” kata Marco Veremis, CEO Upstream. “Di negara berkembang, handphone adalah item untuk kebutuhan sehari-hari, sehingga nama besar brand kurang penting.”
Samsung berusaha memperluas pangsa pasar di pasar negara kembang dengan menjual ponsel pintar seharga US$200, karena pasar itu memiliki tingkat penetrasi ponsel pintar lebih rendah dibanding pasar maju. Samsung melihat smartphone murah yang dijual di bawah US$200 menguasai lebih dari setengah pasar ponsel pintar secara keseluruhan pada 2015, naik tajam dari 16 persen tahun lalu. (Choiru Rizkia)