27 September 2012 14:30
San Jose – Dalam ajang BlackBerry Jam Americas 2012, RIM (Research In Motion) kembali menegaskan pentingnya pengembang sebagai pendukung ekosistem platform baru tersebut. Ini ditegaskan oleh Alec Saunders, VP of Developer Relation and Ecosystem Development. Wujud dari komitmen itu ditunjukkan dari peluncuran BlackBerry Elite program untuk komunitas pengembang. “Program eksklusif ini ditujukan untuk mendorong dan memberi penghargaan kepada tokoh atau lembaga pengembang BlackBerry dari seluruh dunia,” kata Alec dalam wawancara khusus dengan SELULAR Online.
Menurut Alec, program ini mengundang 100 pengembang untuk menjadi anggota BlackBerry Elite. “Mereka adalah orang-orang yang konsisten berada pada pengembangan aplikasi BlackBerry, membangun komunitas pengembang, dan memberi kontribusi pengembangan kode pada proyek open source baik individu maupun lembaga yang punya cara unik tersendiri membangun komitmen tersebut” tambah Alec. Penghargaan yang diberikan adalah kesempatan untuk mengikuti acara BlackBerry Jam regional, prioritas akses pada pengembangan SDK, yang pertama mendapatkan produk BlackBerry, kesempatan bertemu dengan tim eksekutif senior RIM dan sebagainya. Pada saat digelarnya BlackBerry Jam Americas ini dua orang pengembang dari Indonesia memperoleh penghargaan menjadi anggota BlackBerry Elite yakni Ibnu Maksum –lebih dikenal sebagai Ibnux- yang konsisten mengembangkan aplikasi berbasis BlackBerry sejak dua tahun lalu, serta Deddy Avianto, penggagas forum komunitas pengembang IDBerry.
Ibnu contohnya. Ia hingga saat ini telah membuat sekitar 60 aplikasi berbasis BlackBerry sendirian. “Awalnya dari iseng pengin sesuatu yang saya butuhkan bisa dilakukan di BlackBerry, lalu keterusan deh,” ujar Ibnu di sela-sela acara diskusi dengan pengembang aplikasi di San Jose California. Menurut Ibnu yang kini menjadi entrepreneur dengan mendirikan perusahaan bernama Petani Digital di Serang Banten banyak hal yang bisa diangkat menjadi bahan aplikasi dan bisa ditawarkan ke AppWorld BlackBerry. Soal penghasilan, Ibnu buka rahasia. Aplikasi pemutar radio FM, NuxRadio yang kini masih bertengger sebagai aplikasi top free di AppWorld BlackBerry dapat menghasilkan uang dari iklan dan pembagian keuntungan dari BlackBerry sekitar US$300 per bulan. “Belum lagi orang yang ingin pasang iklan yang langsung menghubungi saya untuk dipasang di aplikasi NuxRadio. Bisa ada tambahan sekitar 5 juta rupiah lebih per bulan,” ungkap Ibnu.
“Sebenarnya kalau ditekuni, pengembang aplikasi bisa hidup layak,” kata Ibnu. Ia sendiri lebih cenderung untuk tidak masuk ke multi platform dengan berbagai pertimbangan. “Kalau kami membuat aplikasi Android misalnya, kita bisa pasang di PlayStore tetapi tidak bisa menjual aplikasi itu sama sekali. Kalaupun ada pengembang bisa berjualan, ia harus punya akun kartu kredit dari luar negeri,” kata Ibnu. Karena itu, ketika BlackBerry 10 resmi diliris, Ibnu merasa akan punya kesempatan lagi untuk menawarkan produk aplikasinya. “Sekarang tinggal porting aplikasi-aplikasi yang telah jadi ke BlackBerry 10. Mudah-mudahan bisa jalan dengan baik,” kata Ibnu. Terlebih, kata Ibnu, dengan kelebihan yang dimiliki BlackBerry 10 dari sisi produk dan inovasi, rasanya pengembang lokal akan punya tempat yang lebih luas lagi. Senada dengan Ibnu, menurut Deddy Avianto, BlackBerry 10 bisa menjadi jembatan baru bagi pengembang untuk berinteraksi dengan pasar yang lebih luas dan advanced. Saat ini, Deddy mengajak kerjasama dengan berbagai pengembang di daerah dan hasilnya sudah berhasil jalan di BlackBerry 10 yaitu memainkan instrumen gamelan.
Sementara, dalam pandangan Alec Saunders, kemunculan platform BB 10 akan memberi keleluasan baru bagi para pengembang BlackBerry. “Pasar kami di AppWorld terbuka lebar dan pengembang dari Indonesia bisa memanfaatkan kesempatan tersebut,” tambah Alec sambil mengatakan bahwa komitmen RIM untuk menjadi pengembang sebagai mitra sejajar dalam ekosistem aplikasi di perangkat BlackBerry. (Lukman Aribowo)
Sumber : www.selular.co.id