Seperti yang terlihat di gambar, display khusus di sebelah kiri bisa dilipat menjadi setengah, sehingga terlihat seolah-olah itu adalah smartphone, memamerkan user interface mirip HTC. Sedangkan perangkat di sisi kanan yang “membuka diri”, menjelaskan bahwa layar bisa ditekuk beberapa derajat yang kemudian bisa menyajikan keyboard virtual untuk Anda mengetik, sementara separuh lainnya akan berperan sebagai “layar ” reguler.
Salah satu kekurangan display adaptif dari Kyocera ini mungkin alpanya umpan balik taktil pada keyboard virtual, karena akan membutuhkan waktu bagi pengguna untuk terbiasa. Jadi masih harus dilihat apakah gagasan seperti itu akan bisa mengejar ‘ketinggalan’ konsumen dalam berinteraksi dengan gadgetnya. Serta, jika layar fleksibel ini diharapkan menjadi the next big thing, maka seharusnya biaya untuk diproduksi relatif murah. Karena jika biaya produksinya tinggi, malah akan menjadi penghalang penetrasi teknologi menawan seperti ini. (Nisa)