Bukan hanya pemerintah AS yang mengumbar kekhawatiran, dua sekutunya seperti Inggris dan Australia pun ikut-ikutan melarang aktivitas Huawei di negara masing-masing. Bahkan, pemerintah Australia turut melarang Huawei untuk ikut tender pengembangan jaringan pita lebar (broadband) di negaranya.
Tidak terima dengan spekulasi yang beredar, Huawei pun menyampaikan klarifikasi. Perusahaan yang berbasis di Shenzhen terssebut menyangkal memproduksi “spyphone”, seperti tudingan selama ini. Pernyataan resmi ini dimuat dalam sebuah makalah Cybersecurity, yang mana menyebutkan bahwa mereka tidak pernah diperintahkan oleh pemerintah Cina untuk menggunakan smartphone atau peralatan telekomunikasi lain yang bisa memata-matai pelanggan.
“Jangan khawatir, kami bukan mata-mata,” begitu penjelasan Huawei dalam rangka meredam keresahan AS perihal dugaan keterlibatan perusahaan pada kegiatan ilegal pemerintah Cina. Selain Huawei, sederet perusahaan teknologi lain juga terkena imbas kecurigaan AS seperti Microsoft, Google, Facebook, dan lain-lain. (Choiru Rizkia)