29 September 2014 14:40
Kisruh menuntut reformasi demokrasi, seperti kasus RUU Pilkada ternyata tak berlangsung di Indonesia, tetapi juga sedang dialami oleh rakyat Hong Kong. Tragedi demonstrasi di Hong Kong yang terkait pemilihan umum pada tahun 2017 kian rusuh. Buntutnya, Tiongkok memutuskan untuk memblokir salah satu jejaring sosial di negara tersebut guna mencegah menyebarnya demonstrasi ke Cina daratan.
Jejaring sosial yang terpaksa diblokir adalah Instagram. Baik versi dekstop maupun aplikasi mobile Instagram sekarang sudah tidak bisa diakses. Instagram menambah daftar panjang dari layanan web utama yang diblokir di Tiongkok, termasuk Twitter, Facebook, dan mesin pencari Google
Pemblokiran Instagram sengaja diberlakukan akibat sejumlah pengunjuk rasa dan saksi mata ternyata memenuhi Instagram dengan foto-foto protes dengan tagar #OccupyCentral. Hal ini pertama kali diketahui oleh situs pengawas internet blokedchin.net dan greatfire.org. Tagar tersebut memang ditujukan untuk memberitahu dunia bahwa para demonstran telah berhasil menduduki pusat kota yang dekat pusat pemerintahan, walaupun harus bentrok dengan aparat keamanan dan mendapat serangan gas air mata.
Semenjak aksi demonstrasi yang dimulai hari Jumat kemarin (26/09) berlangsung, banyak para pengguna akun Instagram Hong Kong yang memposting foto-foto demonstrasi, memicu munculnya kritikan pada pemerintah Tiongkok secara global.
Aksi protes besar ini dipicu oleh keputusan Tiongkok yang tidak menyetujui penerapan demokrasi penuh di Hong Kong. Oleh karena itu, banyak rakyat, termasuk pelajar, yang turun ke jalan dan mendesak pemimpin Hong Kong dipilih secara bebas dan langsung pada tahun 2017 nanti. Pemerintah Hong Kong sendiri menyatakan demonstrasi kali ini adalah aksi ilegal. (Choi)
Sumber : http://www.techinasia.com/
