Kerap membuat ponsel yang membutuhkan energi besar, bukan berarti vendor handset sekelas Apple tidak peduli terhadap lingkungan. Faktanya, energi yang digunakan Apple tak menimbulkan emisi gas CO2. Beberapa perusahaan memang menggunakan sumber daya dari batu bara, nuklir, dan gas. Namun Apple sama sekali tak menggunakan tiga sumber daya tersebut yang dapat mengeluarkan efek rumah kaca.
Sebagai contoh, Apple menggunakan panel surya untuk memenuhi kebutuhan energi guna menghidupi data center. Alih-alih menggunakan tenaga fosil, ada juga sumber daya ramah lingkungan yaitu yang berasal dari energi kinetik. Hasilnya, Apple mendapat penilaian sangat baik dalam transparansi penggunaan energi, komitmen dalam pembaruan energi, efisiensi energi dan mitigasi, serta penggunaan energi daur ulang.
Seperti disebutkan dalam dokumen (PDF link) yang diposting ke laman Environmental Responsibility Report perusahaan, Apple menempati prioritas tinggi pada tiga bidang utama di tahun 2013: mengurangi dampak perubahan iklim dengan menggunakan sumber energi terbarukan dan efisiensi energi dalam produk-produknya; merintis penggunaan bahan ramah lingkungan dalam produk dan proses; dan melestarikan sumber daya berharga.
Bahkan, di fasilitas kantor pusat perusahaan berlogo “apel tergigit” tersebut sedang mengusahakan nihil energi (net-zero energy) dalam operasionalnya. Apple berjanji akan mengimbangi konsumsi energi dengan memanfaatkan atap panel solar untuk menghasilkan tenaga delapan megawatt.
Saat ini, lebih dari 140 store Apple di AS dan 21 toko di Australia bahkan sudah menyuplai hingga 100% tenaga buat data center yang ada. Pun, solar farm kepunyaan Apple yang ada di Maiden, North Carolina. Mulanya, hanya mampu menyokong sekitar 60% tenaga buat data center, tapi sekarang sudah 100%. Apple juga telah menepati janjinya untuk melipatgandakan ukuran solar farm yang ada, dari awal berukuran 40 hektar sekarang menjadi 200 hektar. (Choi)
Sumber : http://www.apple.com/