Categories: Feature News Telco & Enterprise

Konflik Dengan China Mendorong Taiwan Membangun Jaringan Satelit Sendiri

Share

Ketegangan yang Semakin Meningkat Sejak 2016

 

Seperti diketahui, Taiwan, yang dikenal sebagai Republik China (ROC), adalah sebuah pulau yang dipisahkan dari China oleh Selat Taiwan.

Taiwan telah diperintah secara independen dari  China daratan, yang secara resmi disebut Republik Rakyat China (RRT), sejak tahun 1949.

China memandang pulau ini sebagai provinsi yang membangkang dan berjanji untuk pada akhirnya “menyatukan” Taiwan dengan China daratan.

Di Taiwan, yang memiliki pemerintahan yang dipilih secara demokratis dan berpenduduk dua puluh tiga juta orang, para pemimpin politik memiliki pandangan berbeda mengenai status pulau tersebut dan hubungan dengan Tiongkok daratan.

Ketegangan lintas selat telah meningkat sejak terpilihnya mantan Presiden Taiwan Tsai Ing-wen pada 2016. Tsai menolak untuk menerima formula yang didukung pendahulunya, Ma Ying-jeou untuk memungkinkan peningkatan hubungan lintas selat.

Sementara itu, Beijing telah mengambil tindakan yang semakin agresif, termasuk menerbangkan jet tempur di dekat pulau tersebut.

Baca Juga: Perbandingan Harga Starlink dengan Layanan Internet Satelit Lainnya

Beberapa analis khawatir serangan China terhadap Taiwan berpotensi menyeret Amerika Serikat ke dalam perang dengan China, yang merupakan salah kekuatan nuklir di dunia.

Upaya Taiwan untuk mengembangkan jaringan satelit sendiri, tak lepas dari manuver China. Tengok saja tindakan China pada awal Januari 2024.

Kantor berita pemerintah, Xinhua, mengatakan China telah meluncurkan “satelit astronomi baru” yang disebut Einstein Probe di provinsi barat daya Sichuan.

China sebelumnya tidak mengumumkan peluncuran satelit tersebut dan tidak memberikan rincian apa pun mengenai rencana penerbangannya.

China melakukan dua peluncuran satelit secara berturut-turut pada awal Desember dari lokasi peluncuran di Mongolia Dalam. Tak satu pun dari pesawat tersebut pernah terbang di atas Taiwan atau memicu peringatan.

Media pemerintah China menggambarkan wahana tersebut sebagai satelit kecil yang didedikasikan untuk astrofisika dan astronomi energi tinggi.

Menteri Luar Negeri Taiwan Joseph Wu, yang memberikan konferensi pers kepada puluhan wartawan asing ketika peringatan keras terdengar melalui ponsel di ruangan tersebut.

Wu menggambarkan peluncuran tersebut sebagai bagian dari pola pelecehan terhadap Taiwan, seperti kasus balon Chinayang terlihat baru-baru ini di atas wilayah negara itu.

“Semua taktik semacam ini diklasifikasikan sebagai kegiatan zona abu-abu, (dan) terus mengingatkan masyarakat Taiwan bahwa ada bahaya perang antara Taiwan dan China,” kata Wu.

“Dengan ancaman seperti ini terhadap Taiwan, saya pikir kita harus waspada, kita tidak boleh terprovokasi.”

Kementerian Pertahanan Taiwan mengatakan bahwa roket itu terbang lebih dari 500 km (310 mil) di atas bagian selatan pulau itu, dan puing-puingnya hanya berjatuhan di wilayah China.

Dikatakan bahwa jalur penerbangan “tidak normal” yang “mungkin menimbulkan risiko di darat”, sehingga peringatan dikeluarkan.

Kementerian mengatakan akan melakukan tinjauan mendalam terhadap kesalahan penggunaan kata “rudal” dalam bahasa Inggris.

Presiden Taiwan Tsai Ing-wen, mengatakan bahwa “ini adalah satelit, bukan rudal – jangan khawatir,” lapor Kantor Berita resmi Taiwan.

Baca Juga: Tarif Layanan Internet Satelit Starlink Jika Masuk Indonesia

Page: 1 2

Tags: China Jaringan Satelit Ketegangan China Taiwan taiwan Taiwan Bangun Jaringan Satelit Sendiri
Uday Rayana