Filipina menggunakan InstaPay untuk pembayaran waktu nyata. Beroperasi sejak 2018 di bawah pengawasan BancNet, volume dan nilai transaksional InstaPay meroket pasca pandemi. Antara November 2019 dan 2022, kedua metrik tersebut melonjak sepuluh kali lipat.
Pada 2020, bank sentral Filipina BSP merilis Peta Jalan Transformasi Pembayaran Digital untuk periode 2020-2023. Sasaran utamanya adalah mendigitalkan setengah dari volume pembayaran ritel dan meningkatkan inklusivitas keuangan hingga 70% orang dewasa Filipina.
InstaPay dan PESONet, layanan transfer antar bank lainnya, berdiri di garis depan transformasi ini dengan gabungan transaksi melalui jaringan mereka yang melampaui PHP 5,37 triliun pada Juli 2022.
Bersama dengan Bank for International Settlements, BSP bercita-cita untuk menghubungkan InstaPay dengan sistem pembayaran real-time Asia lainnya.
Dinamakan Project Nexus, upaya ini bertujuan untuk memfasilitasi transaksi lintas batas yang lancar antara InstaPay, PayNow Singapura, dan DuitNow Malaysia.
Diperkenalkan pada tahun 2014, Fast and Secure Transfers (FAST) menawarkan transfer dolar Singapura secara instan kepada 24 pemegang rekening bank utama di wilayah tersebut.
Pada Februari 2021, enam lembaga keuangan non-bank memperoleh akses CEPAT: GrabPay, LiquidPay, MatchMove, Razer, Singtel Dash, dan Wise.
Memulai debutnya pada 2017 untuk bank dan 2021 untuk lembaga keuangan non-bank, PayNow beroperasi dengan mekanisme pembayaran FAST, memungkinkan transaksi hampir seketika antara sepuluh bank dan empat lembaga keuangan non-bank.
Pengirim hanya memerlukan nomor ponsel penerima. PayNow Corporate memfasilitasi transaksi instan untuk badan perusahaan dan pemerintah.
Otoritas Moneter Singapura (MAS) dan Reserve Bank India (RBI) mengumumkan rencana untuk menghubungkan sistem pembayaran cepat mereka, UPI dan PayNow, yang mulai beroperasi pada 2023.
Korea Selatan membanggakan salah satu infrastruktur pembayaran real-time paling awal di Asia. Mekanisme CD/ATM Antarbank, yang didirikan pada 1988, masih tetap beroperasi — meskipun penggunaannya semakin berkurang.
Di era fintech, Electronic Banking System (EBS) hadir pada 2001, dan kedua platform tersebut dikelola oleh Korea Financial Telecommunications and Clearing Institute (KFTC).
Pada Desember 2019, KFTC memulai portal API (Application Programming Interface) atau Antarmuka Pemrograman Aplikasi terbuka untuk meningkatkan solusi pembayaran waktu nyata. API ini kini melayani berbagai layanan, termasuk identifikasi dan kueri transaksi.
Pada Juli 2021, pengawas pembayaran Korea Selatan, Komisi Jasa Keuangan (FSC), mendeklarasikan perluasan peluang perbankan terbuka untuk platform fintech.
Menurut FSC, grup awal yang terdiri dari 23 perusahaan fintech, meliputi Kakao dan Naver, terintegrasi ke dalam platform, dengan tambahan empat perusahaan pada bulan berikutnya.
Baca Juga: Ini Faktor 70% Proyek Transformasi Digital Perbankan di APAC Gagal
Pembayaran real-time di Taiwan dilakukan oleh Taiwan Clearing House (TCH), yang dioperasikan oleh bank sentral Taiwan, Bank Sentral Republik Tiongkok.
Diluncurkan pada 2019, sistem pembayaran real-time Taiwan dikenal sebagai Taiwan Clearing House Money Exchange and Clearing System (TCH MECS).
TCH MECS menawarkan transfer dana pada hari yang sama untuk individu dan perusahaan hingga maksimum TW$3 juta. Nilai transaksi pembayaran yang diproses melalui TCH MECS telah mengalami pertumbuhan luar biasa sejak awal pandemi: antara November 2019 dan November 2022, baik volume pembayaran maupun nilai transaksi meningkat setidaknya sepuluh kali lipat.
FSC Taiwan berkolaborasi dengan bank sentral dalam peta jalan transformasi digital. Tujuannya adalah untuk memperluas sistem pembayaran real-time TCH MECS agar mencakup pelaku pasar lainnya, termasuk fintech.
Thailand memiliki salah satu infrastruktur pembayaran real-time yang paling luas dan sukses di dunia dengan PromptPay. Diperkenalkan pada 2017 oleh National ITMX dan Asosiasi Bankir Thailand, PromptPay memfasilitasi transfer real-time antar pemilik rekening menggunakan AnyID, platform serbaguna yang mengakomodasi ID dan nomor rekening untuk verifikasi.
PromptPay dapat diakses di mesin ATM, outlet bank, jalur layanan pelanggan, dompet digital, situs perbankan online, dan aplikasi mobile banking. Pada September 2022 saja, PromptPay mengelola 1,4 miliar transaksi senilai lebih dari 3,6 triliun Baht, sekitar US$11,6 miliar.
Kini PromptPay melayani spektrum luas aplikasi pembayaran dan layanan tambahan, diantaranya transaksi e-niaga, permintaan pembayaran, kode QR universal untuk pembayaran seluler di situs pedagang, konfirmasi penerima, transaksi bisnis, dan potongan pajak.
Pada April 2021, Otoritas Moneter Singapura (MAS) bersama Bank of Thailand (BoT) menyatakan keberhasilan hubungan PromptPay dengan PayNow Singapura.
BoT sedang mengkaji lebih jauh pengoperasian internasional yang menghubungkan PromptPay dengan sistem pembayaran real-time DuitNow di Malaysia dan sistem pembayaran real-time UPI di India.
Pembayaran real-time di Vietnam dilakukan melalui Layanan Pengiriman Uang Cepat NAPAS (Chuyển tiền nhanh), yang dimulai pada 2016 oleh The National Payment Corporation of Vietnam (NAPAS).
NAPAS terus memperluas jaringan kode QR-nya, Layanan Pengiriman Uang Cepat NAPAS 247. Didirikan pada 2021 dengan 14 bank, jaringan ini berkembang menjadi 40 bank dan lebih dari tiga juta pengguna pada 2022.
Wisatawan Thailand juga dapat bertransaksi melalui kode VietQR, karena kesepakatan bersama antara NAPAS dan jaringan pembayaran elektronik Thailand, ITMX.
Pada Januari 2023, NAPAS menyatakan bahwa transaksi elektronik melalui platformnya meningkat dua kali lipat pada 2022 dibandingkan 2021.
Direktur utama NAPAS mengatakan bahwa metode pembayaran real-time Transfer Uang Cepat telah mengalami “perluasan yang patut diperhatikan.”
Baca Juga: Persaingan Kian Ketat, Ini Jurus Bank Digital Tak Ditinggalkan Nasabah
*Artikel ini Telah Tayang di Fintechpost.ID
Page: 1 2
This website uses cookies.
