Categories: Feature

Bukan Lagi Smartphone, Cloud Kini Menjadi Mesin Pertumbuhan Baru Huawei

Share

Garap Pasar Cloud Indonesia, Huawei Investasikan Rp 4,7 Triliun

Upaya Huawei menjadikan cloud sebagai mesin pertumbuhan baru menggantikan smartphone, tercermin dari langkah-langkah perusahaan dalam menggarap pasar potensial di banyak negara.

Salah satunya adalah Indonesia. Negara yang digadang-gadang akan menjadi kekuatan ekonomi digital terkemuka. Tak tanggung-tanggung, menurut riset Google, Temasek, dan Bain & Company potensi ekonomi digital Indonesia diproyeksikan bisa mencapai Rp1.700 triliun pada 2025 mendatang.

Dengan potensi ekonomi digital yang menjanjikan, Huawei pun siap merogoh investasi jumbo. Mencapai Rp 4,7 triliun atau USD300 juta dalam lima tahun mendatang demi meningkatkan infrastruktur cloud lokal.

Komitmen investasi tersebut, terungkap saat Huawei meresmikan Region Indonesia, pada 23 November 2022. Huawei Cloud Data Center diyakini sebagai salah satu pilar ekonomi digital Indonesia.

Keberadaan Huawei Cloud Data Center akan mendukung strategi “Making Indonesia 4.0” Indonesia, dan membantu lebih banyak usaha mikro, kecil, dan menengah di Indonesia untuk melakukan transformasi digital.

Huawei menyebutkan, Region Indonesia merupakan hub regional KooVerse, infrastruktur global penyimpanan, komputasi, dan sumber daya jaringan Huawei Cloud.

Area inti yang dicakup oleh Region ini akan menikmati latensi rendah kurang dari 20 ms. Fondasi cloud lokal ini juga dilengkapi dengan arsitektur pemulihan bencana (DR) dual-aktif, 99,99% sangat tersedia untuk mempercepat inovasi dan upgrade industri.

Region Indonesia adalah hub regional dari 29 zona ketersediaan global (AZ) Huawei Cloud. Operator terkemuka lokal terhubung langsung untuk akses one-hop cloud dalam waktu 20 ms di kota-kota besar di Tanah Air.

Baca Juga: Investasi Rp4,7 Triliun, Huawei Cloud Region Indonesia Diluncurkan

Ini memastikan pengalaman pengguna premium dengan multimedia secara real-time, game online, dan e-commerce dengan streaming langsung.

Region Indonesia juga telah memperoleh sertifikasi level-6 Disaster Recovery Institute International (DRI). Arsitektur DR aktif ganda 3AZ baru mendukung peralihan beban kerja dalam hitungan menit, memastikan 99,99% ketersediaan tinggi (HA), kehilangan data nol, dan kontinuitas layanan.

Dengan hadirnya Region Indonesia, Huawei mengikuti jejak raksasa teknologi global lainnya yang sudah meluncurkan cloud regions di Indonesia. Seperti Google Cloud, Amazon Web Services (AWS), Microsoft Azure dan Alibaba Cloud.

Upaya Huawei dalam menggarap pasar data center memang sejalan dengan potensi dan pertumbuhan pasar. Indonesia diperkirakan akan menjadi pasar public cloud terbesar kedua di Asia Tenggara.

Tak tanggung-tanggung, menurut laporan Amazon Web Services (AWS), peluang bisnis pemanfaatan kekuatan data di Indonesia ditaksir mencapai sebesar Rp650 miliar, dengan potensi peningkatan pendapatan rata-rata sebesar 13,8% per tahun.

Riset AWS sejalan dengan laporan-laporan sebelumnya. Mordor Intelligence, misalnya menyebutkan bahwa pasar pusat data Indonesia, yang bernilai US$1,67 miliar pada 2021.

Nilai itu diperkirakan akan tumbuh menjadi US$3,43 miliar pada tahun 2027, dengan tingkat pertumbuhan tahunan majemuk (CAGR) lebih dari 13%.

Senada dengan Mordor, PricewaterhouseCoopers (PwC) memperkirakan pasar global untuk edge data center di Indonesia tumbuh hampir tiga kali lipat menjadi US$ 13,5 miliar (Rp 195,75 triliun) pada 2024 dari US$ 4 miliar (Rp 58 triliun) pada 2017.

Page: 1 2

Tags: Data Center Huawei Huawei Cloud Potensi Data Center Indonesia
Uday Rayana