Seperti yang diketahui bersama, harga emas dipengaruhi oleh sejumlah hal, seperti ketidakpastian kondisi global, penawaran dan permintaan emas, kebijakan moneter, inflasi, serta nilai tukar dollar Amerika Serikat (AS).
Saat nilai tukar rupiah terhadap dollar AS melemah, harga emas berpotensi mengalami kenaikan. Sementara itu, ketika inflasi meningkat, harga emas pun juga akan lebih mahal.
Hal tersebut tidak berlaku pada Bitcoin. Aset kripto ini tidak memiliki sistem terpusat yang mengatur harga beli dan jual.
Salah satu faktor yang mempengaruhi harga Bitcoin adalah perubahan pasar ekonomi, misalnya penurunan nilai aset investasi lain dan inflasi.
Harga Bitcoin juga bisa dipengaruhi oleh media sosial. Investor ritel kerap terpengaruh oleh tokoh atau influencer ternama.
Harga Bitcoin juga bisa ditentukan oleh permintaan industri keuangan tradisional dan perusahaan besar.
Semakin banyak orang atau perusahaan yang membeli Bitcoin, maka nilainya akan semakin tinggi. Begitu pula sebaliknya.
Baca juga: Lebih Menguntungkan Mana Investasi Emas Atau Saham?
Emas dinilai memiliki harga yang lebih stabil. Kendati demikian, terdapat beberapa risiko investasi yang perlu diwaspadai.
Salah satunya emas palsu. Jika tidak memahami kandungan dan kadar emas, investor berisiko tertipu dengan keberadaan emas palsu.
Sementara salah satu risiko dalam investasi Bitcoin adalah nilai yang lebih volatile ketimbang emas. Secara umum, harga Bitcoin dan aset kripto bisa mengalami penurunan hingga lebih dari 20 persen dalam suatu waktu.
Meski demikian, investor terkadang bisa mendapat keuntungan berlipat secara cepat. Dan risiko lainnya tidak ada jaminan aset dari investasi yang ditanamkan. Peretasan pun bisa menjadi salah satu faktor yang menyebabkan investor kehilangan Bitcoin.
Page: 1 2
This website uses cookies.