Akun Bjorka mengaku telah membocorkan ribuan dokumen surat menyurat yang ditujukan pada Presiden Joko Widodo atau Jokowi.
Bjorka kembali mengunggahnya di situs breached.to hingga ramai di media sosial.
Di situs itu, akun Bjorka mempublikasikan beberapa dokumen surat menyurat pada periode 2019-2021. Dokumen tersebut untuk Jokowi.
Termasuk kumpulan surat yang Badan Intelijen Negara kirim dan ada label rahasia.
Namun, istana membantah kebocoran data pada ribuan dokumen surat menyurat kepada Jokowi.
Bjorka mengklaim telah mengantongi 679.180 dokumen berukuran 40 MB dalam kondisi terkompres dan 189 belum terkompres.
Beberapa contoh dokumen yang dia bocorkan juga dia publikasikan dalam situs breached.to.
Baca juga: Simak Ketahanan Baterai iPhone 14 Sebelum Membelinya
Akun hacker Bjorka juga berencana segera mempublikasikan data yang terdapat di aplikasi MyPertamina. Hal itu dia sampaikan pada forum breached.to.
Bjorka menyatakan publikasi data tersebut untuk mendukung rakyat Indonesia yang tengah berdemo menolak kebijakan pemerintah menaikkan harga BBM.
“To support people who are struggling by holding demonstrations in Indonesia regarding the price of fuel oil. I will publish MyPertamina database soon,” tulis akun Bjorka di grup Telegram yang dibuatnya.
Tangkapan layar pesan tersebut tersebar dan ramai warganet perbincangan hingga akhirnya sempat merajai trending topic di media sosial di Twitter pada Sabtu, 10 September 2022.
Bjorka juga mengklaim telah membobol ratusan juta data milik Komisi Pemilihan Umum atau KPU.
Dugaan kebocoran data itu terungkap dari unggahan Bjorka pada 6 September 2022 di Breached Forums atau Breached.to.
Bjorka mengklaim data dari KPU itu sebanyak 105.003.428 penduduk, meliputi data NIK, KK, nama lengkap, tempat dan tanggal lahir, jenis kelamin, alamat, dan usia.
Data tersebut kemudian dia simpan dalam file berukuran 20 GB atau 4 GB setelah terkompres, formatnya CSV.
Untuk membuktikan bahwa data itu asli, Bjorka memberikan sekitar dua juta sampel data gratis.
Bjorka sebelumnya juga telah membocorkan data SIM Card dari 1,3 juta penduduk Indonesia melalui Forum Breached atau Breached Forums.
Bjorka mengklaim telah mengantongi 1.304.401.300 atau sekitar 1,3 miliar data registrasi SIM Card atau sebanyak 87 GB yang berisi nomor induk kependudukan (NIK), nomor telepon, operator selulernya dan tanggal penggunaan.
Data itu pun diduga telah diperjualbelikan pada salah satu situs hacker.
Akun Bjorka tersebut juga mengaku telah membagikan 2 juta data sampel yang telah dia kumpulkan dari 2017 hingga 2020.
Adapun sejumlah nama operator telekomunikasi terungkap dalam data yang Bjorka tampilkan yaitu Telkomsel, Indosat, Tri, XL, dan Smartfren.
Baik Kementerian Kominfo dan para operator telekomunikasi yang disebutkan kompak membantah kecolongan miliaran data tersebut.
Baca juga: BBM Naik, Simak HP Murah Mulai Rp1 Jutaan Terbaru September 2022
Page: 1 2
This website uses cookies.