Selain visi mendigitalisasi nusantara, agresifnya Telkom di bisnis data center dan cloud di tanah air, sejalan dengan potensi bisnis yang berkembang.
Menurut Mordor Intelligence, pada 2020 pasar data center Indonesia berkisar USD 1,53 miliar. Kemudian melonjak menjadi USD 3,07 miliar pada 2021 dengan CAGR (compounded annual growth rate) sebesar 12,95% selama periode 2021-2026.
Senada dengan Mordor, Global News Wire melaporkan bahwa pasar pusat data Indonesia bernilai USD 1.785,2 juta pada 2020 dan diperkirakan akan mencapai USD 3.354,4 juta pada 2026 dengan CAGR sebesar 11,4% (2021 – 2026).
Peringkat Indonesia dalam indeks kompetitif memang lebih rendah dibandingkan dengan negara-negara Asia Tenggara lainnya. Namun, potensi keuntungan komersial untuk pemain pusat data terbilang signifikan.
Indonesia sedang menyaksikan pertumbuhan ekonomi digital, ditambah dengan pesatnya pertumbuhan perusahaan rintisan dan populasi yang terus bertambah dan melek internet. Semuanya mengarah pada peningkatan pusat data berskala besar.
Baca Juga: Potensi Pasar yang Besar, Telkom Garap Bisnis Data Center dan Cloud
Bisnis juga mulai mengadopsi aplikasi intensif data, seperti IoT, data analitik, dan kecerdasan buatan. Ini berarti lonjakan data yang dipertukarkan dan ditransfer, mendorong peningkatan trafik secara signifikan.
Munculnya pandemi Covid-19 sejak Maret 2020, turut mengubah dan mempercepat transformasi digital. Mendorong massifnya adopsi cloud dan data center, baik oleh dunia usaha, badan-badan sosial, maupun lemabga-lembaga pemerintahan.
Dengan pertumbuhan yang pesat, tak heran jika Indonesia kini telah menjadi magnet investasi perusahaan kakap di bisnis data center. Empat penyedia cloud raksasa seperti Google, Alibaba, Tencent, dan Amazon, telah menjejakkan kakinya di Indonesia. Keempatnya berhadap-hadapan langsung dengan Telkom.
Pada 2019, Alibaba Cloud mengumumkan investasi pusat data senilai US$ 28 miliar yang mencakup 21 wilayah, termasuk Indonesia, Malaysia, dan Singapura demi mendukung ‘transformasi digital di dunia pascapandemi’.
Baca Juga: APJII dan Biznet Data Center Luncurkan Layanan IIX di Luar Jakarta
Saat ini sudah ada tiga pusat data yang dibangun oleh Alibaba di Indonesia. Perusahaan yang didirikan oleh Jack Ma itu meluncurkan pusat data pertama di Indonesia pada 2018, disusul pusat data kedua pada Januari 2019 dan pusat data ketiga pada pada Juni 2021.
Seperti Alibaba, raksasa China lainnya Tencent juga telah berbisnis komputasi awan di Indonesia. Diketahui, raksasa game onlie ini, telah menghadirkan data center kedua di Indonesia pada akhir 2021. Sebelumnya, perusahaan meluncurkan pusat data pertama di Indonesia.
Dengan peluncuran data center tersebut, Tencent Cloud mengklaim ada banyak perusahaan Indonesia dari berbagai bidang dan industri yang tertarik memanfaatkan layanan cloud dari perusahaan Tiongkok ini.
Pada Juni 2020, Google juga resmi mengoperasikan pusat data pertamanya di Jakarta dan menjadi data center Google Cloud kedua yang beroperasi di Asia Tenggara setelah Singapura.
Google Cloud adalah platform layanan komputasi awan yang ditawarkan oleh Google. Platform ini berjalan di atas infrastruktur yang sama yang digunakan oleh Google untuk produk internalnya, seperti Google Search, YouTube dan Gmail.
Bersamaan dengan dibukanya data center Asia Pacific (Jakarta) Region, Amazon Web Services (AWS) juga mengumumkan komitmen investasi sebesar US$ 5 miliar (Rp 71 triliun) di Indonesia. Mega investasi AWS itu, akan dilakukan secara bertahap hingga 15 tahun ke depan.
Baca Juga: NTT Luncurkan Data Center Hyperscale di Indonesia
Halaman berikutnya
Pesaing Telkom di bisnis data center ada DCI Indonesia (DCII) dan Indointernet (EDGE)
This website uses cookies.