Categories: Feature

Krisis Pasokan Chip, Siapa Untung Siapa Buntung?

Share

Kinerja Samsung Melorot

Seperti dilaporkan Mobile World Live (29/10), unit selular Samsung mencatat penurunan penjualan dan profitabilitas di Q3-2021 karena kendala pasokan yang berkepanjangan, permintaan yang lebih lemah, dan peningkatan anggaran pemasaran pada lini produk smartphone lipat.

Tercatat, pendapatan IT dan Komunikasi Selular turun 7% menjadi KRW28,4 triliun ($24,3 miliar), dengan laba operasional 24,5% lebih rendah menjadi KRW3,4 triliun, sebagian karena meningkatnya biaya pemasaran.

Berbeda dengan Samsung, Xiaomi sejauh ini belum melaporkan pencapaian sepanjang Q3-2021. Namun pada periode sebelumnya, Xiaomi menyalip Apple sebagai pembuat handset terbesar kedua pada periode April-Juni, dengan 17% dari pasar global, hanya sedikit di belakang Samsung yang 18%, kata perusahaan riset Canalys.

Pendapatan kuartalan dari pasar luar negeri adalah yang tertinggi mencapai 43,6 miliar yuan, naik lebih dari 81% pada tahun ini. Penjualan luar negeri menyumbang hampir setengah dari total pendapatan Xiaomi.

Meski kinerja Xiaomi meningkat signifikan sepanjang Q2-2021, namun vendor yang identik dengan harga murah itu, masih dibayangi persoalan geopolitik karena ancaman sanksi AS bisa kembali dijatuhkan.

Seperti diketahui, di bawah pemerintahan Presiden Donald Trump, AS pernah memasukkan Xiaomi dalam daftar hitam pada akhir 2020. Seperti halnya Huawei dan ZTE, Trump menuduh Xiaomi sebagai perusahaan militer Komunis China. Daftar hitam itu, membuat individu dan perusahaan AS tidak bisa berinvestasi atau membeli saham Xiaomi.

Namun pada 25 Mei 2021, di bawah Presiden Joe Biden, AS mencabut keputusan tersebut. Keputusan tersebut disambut lega oleh Xiaomi. Vendor yang identik dengan warna jingga itu, menegaskan bahwa mereka adalah perusahaan yang transparan, diperdagangkan secara publik dan dikelola secara independen.

Selain persoalan geopopolitik, tantangan lain yang dihadapi Xiaomi adalah persoalan yang sama dihadapi oleh semua pabrikan gadget, yaitu  kekurangan chip di pasar global yang diprediksi masih akan bertahan hingga 2022 mendatang.

“Kenaikan harga semikonduktor merupakan tantangan bagi semua produsen,” kata presiden Xiaomi Wang Xiang dalam panggilan konferensi pada Maret 2021. Minimnya pasokan chip dapat berimbas pada kenaikan harga smartphone.

Meski pasar dilanda kekurangan chip, Xiaomi tetap optimis dapat mengirimkan 200 juta unit smartphone pada akhir 2021. Jumlah pengiriman sebanyak itu, akan mampu mempertahankan Xiaomi sebagai vendor terbesar kedua di dunia.

Page: 1 2

Tags: Apple Krisis chip Samsung
Uday Rayana

Artikel Terbaru