Indonesia telah menggelar layanan 5G pada akhir Mei lalu. Telkomsel menjadi operator pertama, disusul oleh indosat Ooredoo dan XL Axiata. Meski demikian, teknologi 4G tetap menjadi back bone dari seluruh layanan berbasis internet saat ini.
Dalam laporan yang diterbitkan pada awal 2019, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo), mengungkapkan bahwa layanan mobile broadband telah menjangkau 514 kota kabupaten di Indonesia.
Artinya, sejak diluncurkan oleh Presiden Joko Widodo Desember 2015, coverage jaringan broadband 4G-LTE di Indonesia sudah mencapai lebih dari 90% total populasi.
Berbeda dengan Kominfo, Laporan Bank Dunia menunjukkan, penetrasi internet 4G di Indonesia baru mencapai 54%. Angka itu menempatkan Indonesia pada peringkat empat di bandingkan negara-negara Asia Tenggara pada 2020.
Seperti laporan-laporan sebelumnya, Singapura menduduki peringkat teratas dengan tingkat penetrasi internet 4G mencapai 132%. Malaysia dan Thailand berada di posisi dua dan tiga dengan tingkat penetrasi masing-masing sebesar 102% dan 88%.
Jika penetrasi mobile broadband terbilang “terbang tinggi” pasca digelarnya layanan 4G, lain halnya fixed broadband masih terbilang rendah. Berdasarkan data World Bank (Bank Dunia), penetrasi pasar fixed broadband di Tanah Air pada 2021 baru mencapai 4%.
Rendahnya penetrasi fixed broadband tak lepas dari empat tantangan utama yang dihadapi oleh penyedia layanan ini. Yaitu, besarnya dana investasi, kebutuhan pasar yang bersifat lokal, jumlah pemain yang tak sedikit, dan lamanya tingkat pengembalian investasi (ROI).
This website uses cookies.